7 Fakta Serius yang Harus Kau Ketahui Sebelum Menggunakan Sari Buah Lemon untuk Menghilangkan Jerawat
Sari buah lemon seringkali direkomendasikan sebagai obat buatan sendiri untuk melawan jerawat, bekas jerawat, dan hiperpigmentasi. Dari majalah, blog-blog kecantikan, testimoni-testimoni, dan bahkan ahli-ahli kecantikan, semua tampaknya mempromosikan penggunaan sari buah lemon. Bisakah buah sederhana ini benar-benar menjadi jawaban yang kita cari selama ini?
Sayangnya, mungkin tidak. Walaupun sari buah lemon memiliki khasiat yang membuatnya secara potensial berguna untuk jerawat, ada juga penyebab-penyebab signifikan yang perlu diperhatikan. Dalam postingan ini, kita akan melihat 7 hal yang kau harus ketahui sebelum menggunakan sari buah lemon untuk jerawat.
Sari Buah Lemon dapat Merusak Pelindung Kulit?
Salah satu dari komponen kunci dari fungsi pelindung kulit adalah mantel asam, lapisan asam yang sangat bagus pada kulit yang mendukung dan meningkatkan flora asli yang normal dan menolak patogen-patogen yang agresif dan berbahaya. pH dari mantel asam adalah antara 4.5 dan 6.5. Mengacaukan keseimbangan pH berujung pada iritasi kulit dan melemahkan fungsi pelindung kulit. Sari buah lemon memiliki pH antara 2 dan 3, yang membuatnya bermasalah untuk perawatan kulit.
Suatu studi pada tahun 2005 membandingkan keefektifan dan potensi iritasi dari perumusan-perumusan asam salisil dengan level-level yang berbeda. Satu memiliki pH 6.9 sedangkan yang lain memiliki pH 3.3. Hasil-hasilnya menunjukkan bahwa perumusan dengan pH 3.3 menyebabkan 6 kali lebih banyak iritasi kulit dari pada perumusan dengan pH 6.9. Perumusan asam juga menyebabkan lebih banyak kerusakan pada pelindung kulit (sebagaimana diukur dengan hilangnya air) dan menyebabkan kemerahan yang tampak pada kulit. Kedua perumusan sama-sama efektif membuka penyumbatan pori-pori kulit.
Walaupun tidak ada bahaya dalam menggunakan perumusan-perumusan asam seperti itu sekarang dan seterusnya, penggunaan berulang zat-zat yang tinggi asam (buatan manusia atau alami) dapat membuat kulitmu iritasi dan sensitif.
Vitamin C - tetapi tidak cukup
Vitamin C adalah salah satu pengobatan topikal alami yang paling efektif untuk jerawat. Beberapa studi menunjukkan vitamin ini seefektif benzoil peroksida dan pengobatan-pengobatan yang ditetapkan lainnya. Dengan sari buah lemon disebut sebagai salah satu sumber paling kaya akan Vitamin C, beberapa orang mempercayai ini sebagai cara alami untuk memberikan kulit cinta dari Vitamin C.
Akan tetapi, studi-studi tentang jerawat menggunakan 5% konsentrasi Vitamin C. Sari buah lemon memiliki ukuran rata-rata yang lebih sedikit, kira-kira 0.03%. Sejujurnya, perumusan-perumusan yang digunakan dalam studi menggunakan bentuk Vitamin C (sodium ascorbyl phosphate) yang berbeda. Asam askorbat (AA), bentuk yang ditemukan dalam sari buah lemon, kemungkinan besar lebih efektif dan memerlukan konsentrasi yang lebih rendah. Akan tetapi, meskipun AA akan menjadi 10 kali lebih efektif (perkiraan yang masuk akal), sari buah lemon masih akan membutuhkan 10 kali lebih AA untuk memenuhi syarat sebagai pengobatan jerawat yang efektif. Di tambah lagi, keasaman yang tinggi membuat sari buah lemon menjadi pilihan yang tidak baik untuk penggunaan sehari-hari.
Memeras Buah Lemon untuk Anti Penuaan
[caption id="attachment_483" align="aligncenter" width="630"] Lemon squeezer[/caption]
Sari buah lemon mengandung asam sitrat, alpha hydroxyl acid (AHA). AHA sering kali digunakan dalam kosmetik dan produk anti penuaan sebagai pengangkat ringan sel kulit mati. Sari buah lemon mengandung 8-10% asam sitrat, konsentrasi yang disarankan untuk kulit berbahan kimia.
Sementara AHA sangat baik sebagai pengangkat ringan sel kulit mati dan penggunaan anti penuaan, fakta bahwa mereka dapat larut dalam air membuat mereka menjadi pilihan yang tidak baik untuk jerawat. AHA mengangkat dan mengelupas lapisan teratas kulit. Walaupun ini berguna, pori-pori yang tersumbat minyak merupakan masalah sebenarnya dalam jerawat. Dengan menjadi mudah larut dalam lemak, asam salisil jauh lebih baik dalam menembus dan menghancurkannya.
Studi-studi telah menunjukkan bahwa AHA sendiri, termasuk asam sitrat, tidak efektif melawan jerawat dibandingkan dengan beta hydroxyl acids (BHA) yang dapat larut dalam lipid, seperti asam salisil. Itu sebabnya dalam campuran-campuran kosmetik, asam sitrat digabungkan ke dalam dasar lipid bersama dengan bahan-bahan aktif lainnya yang meningkatkan potensinya.
Anti bakteri dan Anti jamur
Dikarenakan keasamannya tinggi, sari buah lemon cukup menurunkan pH, yang membuatnya lebih sulit bagi bakteri untuk bertahan hidup di kulit. Ini merupakan khasiat yang tidak diskriminatif, dalam artian bahwa sari buah lemon juga akan mempengaruhi kedua patogen-patogen agresif dan flora asli kulit. Pada kulit yang mudah terkena jerawat, di mana pH yang dinaikkan dan flora asli yang terlalu aktif menjadi lebih kosong dari pada suatu pelindung, ciri-ciri antibakteri mungkin berguna.
Anehnya, Banyak Efek Samping
Banyak orang mempercayai bahwa bahan-bahan alami itu aman dan tidak memiliki efek samping. Sari buah lemon merupakan contoh yang bagus untuk ini. Jika digunakan dengan tidak benar, itu dapat menyebabkan iritasi kulit dan hiperpigmentasi yang sulit dihilangkan.
Banyak buah-buahan jeruk dikenal menyebabkan phytophotodermatitis. Sari buah lemon mengandung furocoumarin seperti psoralen - suatu bahan kimia dengan khasiat fotomutagen.
Phytophotodermatitis,memiliki macam-macam tingkat manifestasi kulit seperti peradangan, melepuh, terbakar dan gatal dan kemungkinan besar membuat bekas luka dan hiperpigmentasi pada area yang terkena.
Sari buah lemon juga mengandung zat-zat yang berpotensi mengiritasi, seperti limonene dan citral. Studi-studi telah menunjukkan bahwa kira-kira 3% populasi normal mungkin sensitif terhadap limonene dan 1-1.7% terhadap citral. Itu mungkin terlihat rendah, dan sudah dikenal bahwa insiden alami biasanya lebih rendah dari pada hasil-hasil studi.
Sari Buah Lemon Mengobati Bekas Jerawat?
Dikarenakan komposisi dan profil kimianya, sari buah lemon mungkin tidak begitu berguna dalam mengobati jerawat dengan sendirinya tetapi ia dapat membantu mengurangi hiperpigmentasi setelah jerawat. Studi-studi telah menunjukkan formulasi-formulasi AHA dapat mengurangi hiperpigmentasi, tetapi konsentrasi-konsentrasi efektif lebih tinggi dari pada apa yang ditemukan dalam sari buah lemon.
Meskipun begitu, bahkan konsentrasi-konsentrasi rendah membantu mempercepat pembaharuan kulit dan memudarkan bekas-bekas dan noda-noda gelap setelah jerawat.
Pro dan Kontra Sari Buah Lemon untuk Mengobati Jerawat
Sebagai pengobatan jerawat, sari buah lemon memiliki beberapa pro dan kontra. Sari buah lemon memiliki karakteristik dan bahan yang benar tetapi tidak semua dalam konsentrasi yang disarankan. Ada juga kemungkinan sangat nyata dapat menyebabkan iritasi kulit dan hiperpigmentasi.
Untuk benar-benar mendapatkan manfaat dari khasiat antibakteri dan antioksidan sari buah lemon, kau harus menggunakannya setiap hari. Tetapi dikarenankan keasamannya, menggunakan sari buah lemon setiap hari dapat mengiritasi dan merusak kulitmu. Kau bisa mencoba mencairkannya dengan sesuatu untuk meningkatkan pH pada level yang lebih ramah kulit.
Dikarenakan potensi nyata iritasi kulit dan hiperpigmentasi, aku akan menyarankanmu untuk berhati-hati menggunakan sari buah lemon untuk mengobati jerawat. Kau dapat dengan mudah menemukan produk-produk perawatan kulit alami yang memiliki semua kebaikan sari buah lemon dengan efek samping yang minim.
Jika kau bersikeras menggunakan sari buah lemon, jangan gunakan itu lebih dari 2 atau 3 kali dalam seminggu. Dan gunakan itu hanya di malam hari untuk meminimalisir resiko hiperpigmentasi dari radiasi matahari.
[su_spoiler title="Narasumber:"]
- Seppo Puusa
- Bashir, S. J., Dreher, F., Chew, A. L., Zhai, H. & Levin…, C. Cutaneous bioassay of salicylic acid as a keratolytic. International journal of … (2005). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15725565
- Usual concentration of Vitamin C in acne treatments http://www.the-dermatologist.com/article/5395
- Vitamin C concentration in lemon juicehttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2662327/
- AHA compared to BHA – L. Bauman, “Cosmetic Dermatology – Principles and Pactice”, second edition, ISBN: 978-0-07-164128-9, pp: 140
- Weber, IC, Davis, CP & Greeson, DM. Phytophotodermatitis: the other ‘lime’ disease. The Journal of emergency medicine(1999)http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0736467998001590
- Limonene concentration in lemonshttp://www.perkinelmer.com/PDFs/downloads/APP_Limonene_In_Citrus_Rinds_By_GCMS.pdf
- Citral concentration in lemons https://en.wikipedia.org/wiki/Citral
- Allergies percentage to limonenehttps://en.wikipedia.org/wiki/Limonene
- Allergies percentage to citralhttp://www2.mst.dk/common/Udgivramme/Frame.asp?http://www2.mst.dk/udgiv/publications/2006/87-7052-278-2/html/kap07_eng.htm
- Fabbrocini, G, Annunziata, MC & D’arco, V. Acne scars: pathogenesis, classification and treatment. … research and practice (2010). doi:10.1155/2010/893080
- http://www.hindawi.com/journals/drp/2010/893080/
- Garg, V. K., Sinha, S. & Sarkar, R. Glycolic acid peels versus salicylic-mandelic acid peels in active acne vulgaris and post-acne scarring and hyperpigmentation: a comparative study.Dermatol Surg 35, 59–65 (2009). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19076192
[/su_spoiler]
Komentar
Posting Komentar