Sebagian orang ingin sekali melakukan bulan madu, wedding anniversary, atau sekadar ngetrip ke Jepang. Akhir Maret hingga awal April adalah musim bunga sakura bersemi. Berikut ini adalah catatan perjalanan singkat ke Osaka, Kyoto, dan Tokyo.
Destinasi pertama adalah Osaka Castle. Di sekitar istana, tumbuh sakura yang sedang mekar, indah sekali. Merupakan saat yang tepat untuk melakukan hanami, yaitu sebutan tradisi orang Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura.
Puas ber-hanami, lanjut belanja. Di Osaka, ada dua tempat belanja terbesar yaitu Umeda di Utara, dan Namba di Selatan. Di dalamnya banyak sekali department store serta toko-toko besar maupun kecil.
Spot yang paling berkesan adalah Dotonbori-Namba di sepanjang sungai Dotonburi. Ada ratusan wisata kuliner dan toko-toko duty free yang tidak mungkin habis dijelajahi dalam sehari :(
Lanjut ke Kyoto dengan menggunakan kereta cepat (waktu perjalanan sekitar 60 menit saja). Untuk mengelilingi kota sepuasnya, recommended banget naik bus hop-on hop-off. Kyoto adalah kota tua dan pernah menjadi ibu kota Jepang selama 1000 tahun.
Di Kyoto, begitu banyak temple dan pemandangan yang sangat memanjakan mata. Malam hari setelah puas mengelilingi Kyoto, lanjut dengan menuju stasiun untuk melanjutkan perjalanan ke Tokyo dengan menggunakan kereta Shinkansen yang berkecepatan 300-330 km/jam.
Tiba di Tokyo setelah 2,5 jam. Hari-hari di Tokyo dihabiskan untuk explore tempat-tempat terkenal seperti Harajuku, Shinjuku, Shibuya, Ginza, dll. Untuk makanan khas, sayangnya hanya sempat nyoba beberapa tempat. Salah satunya nyobain standing sushi bar. Makannya sambil berdiri di depan bar para chef. Tinggal order, dan chef langsung membuatkan. Setelah selesai, chef akan merinci semua pesanan dan memberi nota. Langsung deh ke kasir untuk dibayar.
Makan Jepang lain yang sempat dicoba adalah daging sapi yang diiris tipis-tipis dengan nasinya yang sangat punel. Mirip-mirip rice bowl di Yoshinoya...
Tidak lupa juga berkunjung ke Yoyogi Park untuk ber-hanami lagi, kali ini mencoba berpiknik ala penduduk asli Jepang, di bawah rimbunnya bunga-bunga sakura yang bermekaran indah. Beralaskan terpal, piknik deh menghabiskan makanan ringan dan minuman hingga sore. Tak lupa foto-foto dan menikmati indahnya sakura dong. Di sekitar situ, terdapat beberapa penjual makanan dan minuman bagi pengunjung yang tidak membawa bekal.
Selain Yoyogi Park, tempat berkesan lainnya adalah Shinjuku Gyoen, salah satu taman terbesar dan terkenal di Tokyo. Berbeda dengan Yoyogi Park yang masuknya gratis, di sini kami membayar tiket JPY 200 (+ Rp24 ribu).
Taman yang dekat sekali dengan Stasiun Shinjuku ini sangat unik karena berada di tengah kota dan di antara gedung pencakar langit. Waktu musim semi, Shinjuku Gyoen adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat bunga sakura.
[caption id="attachment_56" align="aligncenter" width="856"] Oh ya, sempat juga makan burger dengan isian soft shell crab atau kepiting krispi. Bikin ketagihan.[/caption]
Osaka
Destinasi pertama adalah Osaka Castle. Di sekitar istana, tumbuh sakura yang sedang mekar, indah sekali. Merupakan saat yang tepat untuk melakukan hanami, yaitu sebutan tradisi orang Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura.
Puas ber-hanami, lanjut belanja. Di Osaka, ada dua tempat belanja terbesar yaitu Umeda di Utara, dan Namba di Selatan. Di dalamnya banyak sekali department store serta toko-toko besar maupun kecil.
Spot yang paling berkesan adalah Dotonbori-Namba di sepanjang sungai Dotonburi. Ada ratusan wisata kuliner dan toko-toko duty free yang tidak mungkin habis dijelajahi dalam sehari :(
Kyoto
Lanjut ke Kyoto dengan menggunakan kereta cepat (waktu perjalanan sekitar 60 menit saja). Untuk mengelilingi kota sepuasnya, recommended banget naik bus hop-on hop-off. Kyoto adalah kota tua dan pernah menjadi ibu kota Jepang selama 1000 tahun.
Di Kyoto, begitu banyak temple dan pemandangan yang sangat memanjakan mata. Malam hari setelah puas mengelilingi Kyoto, lanjut dengan menuju stasiun untuk melanjutkan perjalanan ke Tokyo dengan menggunakan kereta Shinkansen yang berkecepatan 300-330 km/jam.
Tokyo
Tiba di Tokyo setelah 2,5 jam. Hari-hari di Tokyo dihabiskan untuk explore tempat-tempat terkenal seperti Harajuku, Shinjuku, Shibuya, Ginza, dll. Untuk makanan khas, sayangnya hanya sempat nyoba beberapa tempat. Salah satunya nyobain standing sushi bar. Makannya sambil berdiri di depan bar para chef. Tinggal order, dan chef langsung membuatkan. Setelah selesai, chef akan merinci semua pesanan dan memberi nota. Langsung deh ke kasir untuk dibayar.
Makan Jepang lain yang sempat dicoba adalah daging sapi yang diiris tipis-tipis dengan nasinya yang sangat punel. Mirip-mirip rice bowl di Yoshinoya...
Tidak lupa juga berkunjung ke Yoyogi Park untuk ber-hanami lagi, kali ini mencoba berpiknik ala penduduk asli Jepang, di bawah rimbunnya bunga-bunga sakura yang bermekaran indah. Beralaskan terpal, piknik deh menghabiskan makanan ringan dan minuman hingga sore. Tak lupa foto-foto dan menikmati indahnya sakura dong. Di sekitar situ, terdapat beberapa penjual makanan dan minuman bagi pengunjung yang tidak membawa bekal.
Selain Yoyogi Park, tempat berkesan lainnya adalah Shinjuku Gyoen, salah satu taman terbesar dan terkenal di Tokyo. Berbeda dengan Yoyogi Park yang masuknya gratis, di sini kami membayar tiket JPY 200 (+ Rp24 ribu).
Taman yang dekat sekali dengan Stasiun Shinjuku ini sangat unik karena berada di tengah kota dan di antara gedung pencakar langit. Waktu musim semi, Shinjuku Gyoen adalah salah satu tempat terbaik untuk melihat bunga sakura.
[caption id="attachment_56" align="aligncenter" width="856"] Oh ya, sempat juga makan burger dengan isian soft shell crab atau kepiting krispi. Bikin ketagihan.[/caption]
Tips bila bepergian ke Jepang #KamuHarusTahu
- Jangan lupa cek cuaca. Contoh, kalau bepergian pas Mei, berarti spring. Wajib bawa mantel, jaket, payung, dan topi karena sewaktu-waktu bisa hujan.
- Kalau berkomunikasi bisa menggunakan Google Translate atau kamus. Orang Jepang jarang yang bisa Bahasa Inggris.
- Di Jepang jarang sekali ada public space yang menyediakan WiFi. Jadi kalau ingin always on dengan internet, disarankan menyewa modem (portabel) yang bisa disewa di bandara atau beberapa travel agent di Indonesia.
- Membawa uang Yen cukup karena jarang ada money changer.
- Saat belanja, turis bisa bebas pajak sehingga menghemat pengeluaran 8%. Tapi dengan syarat: jika yang dibeli barang konsumsi seperti obat, makanan, minuman, kosmetik, atau aksesoris, barang-barang tadi akan dimasukkan plastik bersegal yang tidak boleh dibuka sampai keluar Jepang :(
Komentar
Posting Komentar